Skripsi Teknik Industri PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS (IPMS) DAN PEMBOBOTAN TRIANGULAR FUZZY AHP
Saturday, September 8, 2018
Edit
PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS (IPMS) DAN PEMBOBOTAN TRIANGULAR FUZZY AHP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan usaha meningkat tajam dalam era globalisasi saat ini, tak terkecuali dalam pasar coffee shop. Untuk berhasil dan tumbuh dalam persaingan usaha, suatu organisasi harus menggunakan sistem pengukuran dan manajemen yang diturunkan dari strategi dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan. Pengukuran kinerja adalah sebuah organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan karena semua organisasi perlu mengevaluasi dan merencanakan kinerjanya agar dapat mencapai tujuan organisasi.
Edward Deming melalui model siklus PDCA-nya mengemukakan bahwa pada proses bisnis sebaiknya dilakukan analisis dan pengukuran untuk mengindetifikasi kesalahan yang terjadi dan menyebabkan produk menyimpang dari keinginan customer(Paul Averson, 1998). Siklus PDCA sendiri digunakan sebagai model proses manajemen suatu organisasi untuk melakukan continuous improvement (Nancy R, 2004). Dari hal tersebut dapat disimpulkan pentingnya pengukuran kinerja pada suatu organisasi sebagai alat evaluasi sehingga manajer dapat mengidentifikasi proses yang memerlukan perbaikan dan melakukan continuous improvement.
Adapun manfaat dari pengukuran kinerja adalah usaha para pekerja dapat terfokus untuk mencapai tujuan perusahaan. Tanpa pengukuran kinerja, proses untuk mencapai tujuan tidak dapat di manage sehingga tujuan perusahaan tidak dapat tercapai. Pengukuran kinerja juga diperlukan untuk melaporkan kondisi perusahaan kepada pihak stakeholder perusahaan (Yasrin Zabidi, 2008).
PT. Sari Coffee Indonesia merupakan bagian dari PT. Mitra Adi Perkasa (MAP) dan bergerak dalam usaha food and beverages (F&B), dimana penjualannya berasal dari penjualan aneka macam kopi, makanan, merchandise, dan biji kopi. Selama ini, pengukuran kinerja yang digunakan oleh manajemen retail hanya menitikberatkan pada sudut pandang keuangan dan customer voice
yang terdapat pada struck pembelanjaan yang mengharuskan customers untuk mengunjungi websitemilik Starbucks dan mengisi beberapa pertanyaan. Padahal, keberhasilan manajemen yang hanya mengandalkan kinerja manajemen yang hanya mengandalkan kinerja keuangan akan sangat menyesatkan. Berikut Tabel 1.1 yang menjelaskan data kepuasan customers Starbucks Standard Chartered berdasarkan hasil customer voice selama 7 bulan terakhir.
Tabel 1.1 Data Kepuasan Customers
Kategori | Get to know me | Speed of service | Go Above/Beyond | Order accuracy | Beverages Taste | Food Taste | Cleanliness | Value |
Periode | ||||||||
Januari | 82 | 87 | 80 | 89 | 83 | 85 | 80 | 70 |
Februari | 86 | 86 | 81 | 91 | 88 | 64 | 79 | 67 |
Maret | 87 | 85 | 87 | 90 | 87 | 80 | 82 | 77 |
April | 89 | 93 | 91 | 93 | 84 | 94 | 84 | 73 |
Mei | 92 | 90 | 90 | 90 | 96 | 58 | 92 | 80 |
Juni | 97 | 94 | 92 | 97 | 86 | 93 | 86 | 86 |
Juli | 92 | 92 | 92 | 92 | 88 | 90 | 92 | 72 |
(Sumber: Hasil Customer Voice yang Terdapat Pada Website)
Gambar 1.1Grafik Data Kepuasan Customers
(Sumber: Customer Voice)
Terfokus pada aspek-aspek diatas membuat perusahaan sering terjebak pada orientasi pencapaian yang tidak sesuai dengan kenyataan karena terkadang customers mengisi kuesioner tesebut berdasarkan pandangan mereka terhadap keseluruhan pelayanan Starbucks yang ada di Indonesia, bukan berdasarkan pelayanan yang mereka dapat dihari mereka membeli.