Presiden Jokowi Tanggapi Pernyataan Indonesia Punah Jika Prabowo Kalah


Presiden Jokowi Tanggapi Pernyataan Indonesia Punah Jika Prabowo Kalah


 Indonesia -- Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali mengeluarkan pernyataan yang kontroversial. Kali ini lewat pernyataan bahwa Indonesia akan punah jika ia tak menang di Pilpres 2019.

Prabowo menganggap sudah terlalu lama para elite keliru dalam berkuasa. Akibat kekeliruan itu, menurutnya, ketimpangan sosial di Indonesia semakin tinggi.

Tak hanya itu, Ketua Umum Gerindra ini mengatakan sistem saat ini juga harus diubah agar Indonesia tak punah. Ia melihat sistem saat ini membuat Indonesia semakin miskin dan tak berdaya.


Kubu Joko Widodo tidak sepakat bahwa Indonesia akan punah jika Prabowo kalah di Pilpres 2019. Mereka justru khawatir Prabowo akan membuat Indonesia akan kembali ke masa lalu jika menjadi presiden.

PDIP selaku partai pengusung Jokowi di Pilpres 2019 pun meminta Prabowo tidak mengumbar ancaman untuk mendulang dukungan. PDIP menilai pernyatan Prabowo tidak mendidik dan identik dengan gaya politik Soeharto.

Pengamat komunikasi politik Lely Arrianie menilai pernyataan Indonesia akan punah hanya bagian dari strategi Prabowo mendapat simpati masyarakat. Dengan narasi kecemasan itu, menurutnya, Prabowo berharap bisa dianggap sebagai pahlawan oleh masyarakat.

"Prabowo Subianto ingin dilihat sebagai pahlawan dengan membangun narasi kecemasan yang tujuan akhirnya ia ingin dilihat sebagai hero," ujat Lely kepada CNNIndonesia.com, Rabu (19/12).

Lely menuturkan diksi pesimisme yang dibangun oleh Prabowo akan kontra produktif bagi elektabilitasnya. Sebab, realitas saat ini menyebut kinerja Jokowi selaku calon petahana masih mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat.

Lebih lanjut, Lely menilai penyataan Prabowo bahwa Indonesia akan punah juga bertentangan dengan tiga indikator komunikasi di dalam kampanye, yakni harapan, perubahan, dan kesatuan.

Terkait harapan, ia berkata diksi Prabowo soal Indonesia punah atau Indonesia bubar pada 2030 tak cocok dengan harapan kalangan milienial saat ini. Ia berkata diski itu membuat kalangan milenial yang sedang membangun harapan menjadi pesimistis.

"Coba bayangkan jika yang dibangun pesimisme. Akankah ia (milenial) punya harapan," ujarnya.

Sementara dalam hal perubahan, Lely menyebut diksi Indonesia punah tidak akan mengubah motivasi seseorang. Diksi itu, kata dia, justru melangkahi Tuhan.

"Sementara kesatuan, diksi itu kembali membelah publik. Bukan menyatukan sikap optimis dan pesimis menjadi motif sosial, misalnya terutama tentang need for power, need afiliation, dan need for achievement," ujar Lely.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel